Jumat, 20 Mei 2016

Hujan di Tengah Terik Mentari


https://4.bp.blogspot.com/-OBO29DZd5o0/Vyrd5W_8G6I/AAAAAAAAE24/i8wo0zeVJxA-H4cEf3spJY3r97IEzXfsACLcB/s1600/sun-and-rain.jpg

Hari itu, hari yang sangat cerah,
Orang-orang ramai mondar-mandir ke sana dan ke sini,
Langitpun mengeluarkan cahaya di wajahnya dengan senyuman manis,
Bertanda panas membara di tengah siang itu,
Merasakan hangatnya bumi ini dengan ceria sang terik mentari,
Bersukacita di bawah naungan sang  matahari raksasa,
Merasakan betapa  luar biasanya panas membakar tubuh ini,
Mengeluarkan keringat yang membasahi seluruh tubuhku.

Kini aku duduk termenung, merasakan indahnya ciptaan Sang Pencipta,
Di bawah sebuah pohon, entah apa pohonnya,
Lama kelamaan, langit panas membara, warna  biru tua yang indah,
Mengeluarkan cahaya terang, kini sang surya mulai menyembunyikan cahaya merah kekuningan,
Di balik gelapnya hitam samudera, kian berubah menjadi hitam dan gelap,
Awan tebal yang menutupi jagad raya, pertanda takan  lama lagi langit akan menangis,
Menderu menjatuhkan titik-titik tetesan air hujan yang  sangat kuat dan deras, entah apa yang dipikirnya.

Akupun segera pergi dari tempat itu,
Angin yang tadinya berhembus sepoi-sepoi,
Kini berubah menjadi angin kencang,
Tak lama kemudian, aku tiba di tempat  perteduhan di bawah naungan rumah,
Ku dengar suatu di balik atap  sebuah rumah,
Sedang berteriak dengan keras,
Terdengarlah oleh telingaku suara itu,
Ternyata hujanlah yang sedang berteriak,
Menjatuhkan tetesan air di celah belahan kecil seng,
Tetesan air itu jatuh ke tanah.
Akhirnya, basahlah bumi dengan air hujan yang deras dan eras,
Awan hitam pun menutupi bumi hingga malam.
                                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar