Di suatu kota di Papua tinggallah seorang anak perempuan bernama Mei (13 tahun), hidup bersama ibu dan ketiga (3) adiknya. MEI baru saja masuk Sekolah Menengah Pertama di kota Itu , sebut saja SMP Negeri 01. Mei adalah anak yang sangat periang, pintar, sopan dan sangat Rajin. Setiap harinya dia ke sekolah dengan berjalan kaki, karena jarak dari rumah ke sekolah hanya Sepuluh (10) menit dan setiap hari dia membawa kue yang akan dia jual di sekolah, hal Ini dia lakukan untuk membantu perekonomian keluarganya.
Mei memiliki tiga (3) orang adik ayah mereka sudah meninggal mereka hanya memiliki seorang Ibu (ibu rumah tangga). Di sekolah Mei memiliki sahabat yang bernama Jena (nama samaran) 13 tahun, setiap hari dia dan Jena selalu bersama, mereka adalah teman akrab sejak pertama masuk sekolah. Hari-hari berlalu begitu cepat dan kini Mei dan Jena sudah berada di kelas VIII dan mereka masih berada pada kelas yang sama. Persahabatan mereka masih tetap terjaga baik dan utuh, karena Jena adalah anak dari orang tua yang berada, maka tidak jarang jika Mei slalu ditraktir oleh Jena, kadang pula Jena memberikan sejumlah uang kepada Mei untuk bawa pulang ke rumah dan memberikannya kepada Mamanya.Suatu saat Mei tidak masuk sekolah dan Jena merasa aneh dengan situasi ini, karena Mei adalah murid yang sangat rajin, hanya hari itu Mei tidak masuk sekolah. Setelah pulang sekolah Jena mendatangi rumah Mei sesampainya di rumah Mei, Jena kaget melihat begitu banyak orang di rumahnya, lalu dia masuk ke dalam rumah dan kaget kalau temannya Mei sudah didandani seperti seorang pengantin. Ketika Mei melihat Jena, air matanya tak bisa dibendung lagi Mei pun menangis, karena Jena Merasa Heran juga penasaran dan bertanya :
Jena : kenapa Mei ?? Kenapa ko didandan seperti Ini, ko mau ikut acara apa??
Mei : sa sudah dilamar, dan hari ini sa diNikahkan (Sambil menangis),
Jena : dengan siapa??
Mei. : Om Mansyur (43 tahun) seorang juragan sapi
Jena : kenapa ko mau dijodohkan, sayang ko harus sekolah, bukannya Nikah? Ko masih muda sekali? Mana Mama?? Sa Mo bicara?
Mei. : Sudah Jena, TIDAK USAH, nanti ko dapat marah.
Jena: ah tidak! Kenapa mama mo setuju-setuju saja begitu,
Mei : mama dan lsa terpaksa, karena kalo sa Tra menikah dengan dia, sa pu mama akan dipenjarakan, karema Utang yang banyak di orang Itu (jawabnya menangis haru).
Pernyataan Mei membuat Jena sangat terpukul , karena dia sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi pada sahabatnya Itu, Mei masih terlalu kecil untuk BERKORBAN , dia berpikir bahwa mereka akan selalu bersama, mengejar cita-cita bersama, tapi kenyataannya jauh berbeda, dengan berlinang air mata mereka berpelukan dan menangis bersama. Semenjak saat hari Itu, Jena sudah tidak bisa bertemu dengan sahabatnya lagi.
Terimakasih sudah Membaca Kisah Ini, kisah Ini adalah cerita nyata tentang seorang anak Gadis, yang terpaksa harus menikah dengan Jurangan sapi demi melunasi utang-utang ibunya. Kisah dan kejadian ini terjadi di Nabire pada tahun 2011.
#kisahNyata #kisahHidup
Terimakasih sudah Membaca Kisah Ini, kisah Ini adalah cerita nyata tentang seorang anak Gadis, yang terpaksa harus menikah dengan Jurangan sapi demi melunasi utang-utang ibunya. Kisah dan kejadian ini terjadi di Nabire pada tahun 2011.
#kisahNyata #kisahHidup
Penulis : Alda'D